Taman Ismail Marzuki

Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah pusat kesenian dan kebudayaan di Jakarta yang terletak di Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Berikut adalah beberapa fakta tentang sejarah TIM ¹ ² ³:
– *Latar Belakang*: TIM dibangun di atas lahan seluas 9 hektar yang sebelumnya dikenal sebagai Taman Raden Saleh (TRS), sebuah kebun binatang yang didirikan pada abad ke-19 oleh Raden Saleh, seorang pelukis pionir seni modern Indonesia.
– *Peresmian*: TIM diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 10 November 1968 sebagai pusat kesenian dan kebudayaan.
– *Nama*: Nama TIM diambil dari nama Ismail Marzuki, seorang komponis pejuang kelahiran Betawi yang menciptakan lebih dari 200 lagu, termasuk lagu-lagu perjuangan seperti “Halo-Halo Bandung” dan “Berkibarlah Benderaku”.
– *Fasilitas*: TIM memiliki berbagai fasilitas, termasuk:
– *Planetarium dan Observatorium Jakarta*: sarana wisata pendidikan yang menyajikan pertunjukan simulasi perbintangan atau benda-benda langit.
– *Graha Bhakti Budaya*: gedung pertunjukan besar dengan kapasitas 800 kursi.
– *Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III*: ruang pameran seni lukis dan patung.
– *Teater Kecil/Teater Studio*: gedung pertunjukan untuk 200 orang.
– *Teater Halaman*: studio pertunjukan seni eksperimen bagi seniman muda.
– *Revitalisasi*: Pada tahun 2021, TIM mulai direvitalisasi dengan anggaran Rp1,8 triliun untuk meningkatkan fasilitas dan membuatnya menjadi pusat seni yang lebih modern dan internasional.

TIM telah menjadi ruang ekspresi bagi seniman-seniman Indonesia, menampilkan karya-karya inovatif dan eksperimen dalam berbagai bidang seni, seperti teater, tari, musik, dan sastra. Beberapa seniman terkenal yang pernah tampil di TIM antara lain Rendra, Sardono W. Kusumo, Farida Oetojo, dan Slamet Abdul Syukur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *